Lagu Kampungku diciptakan oleh AT Mahmud. Nada dasar yang digunakan pada lagu tersebut adalah Do = C. Sedangkan tanda tempo yang digunakan adalah Agak Cepat. Artinya lagu tersebut dinyanyikan dengan tempo agak cepat. Lagu “Kampungku” menceritakan sebuah kampung di tepi sungai tempat perahu-perahu melintas. Rumah-rumah di kampung itu terbuat dari bambu.
Berikut ini not lagu Kampungku karya AT Mahmud.
Kampungku
Kam pungku tepi sungai dengan rumah bambu
Kam pungku tepi sungai tempat lintas prahu
Di sana mulai kembang rasa kasih sayang
Padamu kampung slalu kukenang
Ayo Bercerita
- Apa judul lagu itu? Kampungku
- Siapa penciptanya? AT Mahmud
- Apa nada dasar yang digunakan? Do = C
- Apa tanda tempo yang digunakan? Agak Cepat
- Apa arti tanda tempo itu? Artinya lagu tersebut dinyanyikan dengan tempo agak cepat.
- Bacalah syair lagu tersebut. Bercerita tentang apakah teks lagu itu? Lagu “Kampungku” menceritakan sebuah kampung di tepi sungai tempat perahu-perahu melintas. Rumah-rumah di kampung itu terbuat dari bambu.
Tangga nada pentatonis adalah jenis tangga nada yang hanya memakai lima nada pokok. Ragam tangga nada pentatonis dibedakan oleh jarak antarnada serta pilihan nada yang didengar. Berdasarkan nadanya, ada tangga nada yang menggunakan pelog dan slendro. Contoh alat musik yang menggunakan tangga nada ini adalah gamelan.
Tangga nada diatonis adalah tangga nada yang terdiri atas tujuh nada. Nada-nada pada piano dan organ termasuk sistem diatonis. Tangga nada diatonis terdiri atas beberapa jenis.
Tangga nada diatonis mayor
Tangga nada diatonis mayor adalah tangga nada yang susunan nadanya berjarak 1 – 1 - 1/2 - 1 - 1 - 1 - 1/2. Contoh tangga nada mayor sebagai berikut.
Berlatihlah menyanyikan lagu “Kampungku” hingga dapat bernyanyi dengan baik. Perhatikan pula pengucapan syair lagu agar jelas dan dipahami oleh pendengar. Kemudian, nyanyikan bersama teman-temanmu. Gunakan alat musik yang ada di sekitarmu untuk mengiringi. Selanjutnya nyanyikan lagu “Kampungku” dengan nada dasar yang berbeda. Rasakan mana yang lebih nyaman bagimu untuk menyanyikannya.
Teks cerita fiksi adalah cerita rekaan yang merupakan hasil olahan imajinasi pengarangnya. Dengan membaca cerita fiksi diharapkan bisa mengembangkan kemampuan imajinasi seseorang. Cerita fiksi bisa berbentuk cerpen (cerita pendek), novel, film, dan komik.
Salah satu unsur dalam cerita fiksi adalah urutan peristiwa. Urutan peristiwa adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan saksama dan menggerakkan jalan cerita. Urutan peristiwa dapat juga diartikan jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu.
Pada tulisan ini akan mempelajari sedikit tentang mengidentfikasi urutan peristiwa dalam teksfiksi. Seperti yang dapat anda baca pada teks di bawah ini.
Bunga Paling Berharga
Makale tinggal di sebuah desa yang selalu kekeringan. Hujan jarang turun di desa itu sehingga tidak banyak tetumbuhan. Jangankan bunga-bungaan, semak-semak pun jarang ditemui.
Suatu hari, sebelum berakhirnya pelajaran, Bu Mala memberi seluruh siswanya masing-masing sebuah buku tulis. Buku tulis itu halaman-halaman dalamnya berwarna putih dan bersampul merah. Indah sekali.
“Buku tulis itu untuk kalian. Kalian boleh menulis apa saja di dalamnya,” kata Bu Mala.
“Saya mau menuliskan catatan harian di buku ini,” kata Nola.
“Saya mau menggambar wajah setiap orang yang saya temui,” kata Wendi yang hobi menggambar.
“Saya mau membuat herbarium,” kata Makale.
Bu Mala memandang Makale dengan penuh keheranan mendengar ucapan Makale.
“Kamu mau membuat herbarium?” tanya Bu Mala kepada Makale.
“Ya. Seorang pelancong pernah menunjukkan buku herbariumnya kepada saya. Herbarium itu sangat indah,” jawab Makakale.
“Tetapi, untuk membuat herbarium kamu akan membutuhkan banyak daun. Tahukah kamu?” tanya Bu Mala.
Makale menganggukkan kepalanya sambil berkata, “Atau bunga...”
“Di mana kamu akan mencarinya?” tanya teman-teman Makale.
Makale memandang keluar jendela. Tidak tampak tanaman sama sekali.
“Saya akan mendapatkannya,” kata Makale sambil tersenyum.
Hari berganti hari. Waktu berlalu dengan cepat. Buku tulis merah milik para siswa Bu Mala telah berisi berbagai cerita, gambar, dan foto. Hanya buku tulis Makale yang masih kosong.
Pada suatu hari, sebuah awan hitam berhenti di atas desa tempat tinggal Makale. Tak lama kemudian awan hitam itu mencurahkan hujan yang sangat deras. Benih-benih tumbuhan yang terkubur di dalam tanah tandus desa itu pun tumbuh. Sepetak kebun terbentuk. Bunga-bunga merah kecil memenuhi petak kebun itu.
Makale senang. Dipetiknya sekuntum bunga merah. Hanya satu. Kemudian, ditempelkannya bunga itu di dalam buku tulis merahnya. Hari berikutnya, bunga-bunga lainnya telah layu karena terbakar matahari.
Di dalam kelas, Makale berseru dengan gembira.
“Saya sudah membuat herbarium saya, Bu Mala.”
Bu Mala membuka buku tulis merah Makale. Herbarium itu hanya satu halaman. Hanya ada satu bunga di dalamnya. Namun, bunga itu paling berharga di dunia karena hanya mekar sehari dalam setahun.
Disadur dari “52 Dongeng di hari Kamis”; Jakarta: BIP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar